Wednesday, March 31, 2010

Pilih Mempelajari Software Atau Hardware

Seperti kita ketahui, komputer mempunyai komponen pokok dua macam, yakni perangkat keras (hard ware) dan perangkat lunak (software) sebagai "ruh" dari komputer itu sendiri. Jadi kalau sekedar hardware saja komputer merupakan sebuah barang yang tidak bisa digunakan. Sebaliknya softwares tanpa sebuah hardware juga tidak bisa dijalankan. Kedua-duanya penting dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, softwares memerlukan hardware dengan spesifikasi (kategori-kebutuhan) tertentu. Jadi mana yang lebih penting software apa hardware ?
Keduanya adalah penting, akan lain jawabannya bila anda menanyakan "Belajar apakah yang lebih menjanjikan? Software apa hardware?

BELAJAR HARDWARE
Secara sederhana saya bisa terangkan belajar hardware sedikit lebih mudah daripada belajar software, mengapa demikian ? Karena hardware adalah BENDA NYATA, bisa anda pegang, bisa anda lihat dan bisa anda amati dengan panca indra anda, setelah itu menggunakan logika tentang cara kerja dan pemecahan masalahnya (trouble shooting). Cara memformat harddisk, cara memasang harddisk, cara membukan CD-ROM , memasang Kabel Data IDE, membuat jaringan dengan memasang Konektor RJ45, dan lain sebagainya, adalah jauh lebih mudah dan cepat dipelajari daripada software. Yang bisa saya katakan adalah bahwa bila kita setiap hari memegang dan "bertemu" dengan hardware karena kita kerja di perusahaan komputer misalnya, maka dengan "sedikit meluangkan waktu" dengan sendirinya kita akan paham dan tahu nama, kegunaan dan bahkan cara memperbaiki hardwarenya. Tetapi mempelajari hardware tidak bisa kita menganggap remeh, karena menganggap mudah, tidak semua ilmu dan penguasaan ilmu adalah penting, seorang yang menguasai hardware akan sangat mungkin menjadi dan memungkinkan dia dalam jangka waktu "tidak lama" bisa menjadi Teknisi atau reparator hardware (teknisi komputer), misalnya membetulkan mainboard komputer, mengambil data yang hilang (karena harddisk bad sector atau tidak terdeteksi), menjadi maintenance dari sebuah warnet yang sedang menjamur saat ini. Dan syarat untuk menguasai hardware tidak lebih berat dari syarat menguasai software, demikian pula waktunya, belajar hardware lebih singkat. Yang saya ketengahkan adalah bahwa orang cenderung - khususnya yang dilapangan, toko komputer, perusahaan komputer dan teknisi, lebih senang mempelajari hardware karena lebih cepat mendatangkan uang dan lebih mudah mempelajarinya.
Dari keunggulan inilah mengapa untuk menjadi seorang teknisi / operator lebih singkat waktunya dan lebih mudah persyaratannya daripada menjadi programmer (ahli pembuat software/ program), dan designer, animator,...dll.
Hal ini tidak mengurangi kesempatan dan lahan bisnis yang dicakup oleh ahli hardware, walaupun jelas akan lebih banyak saingan di lahan hardware daripada dilahan software, khususnya disekitar saya (toko komputer). Ada kata-kata mudah yang bisa saya gambarkan dan ini bukan sebuah kemutlakan, bahwa yang belajar hardware dan jadi teknisi belum tentu tamatan Perguruan tinggi (sarjana), tetapi ahli software rata-rata adalah tamatan perguruan tinggi, dan kebanyakan dari ahli software bisa menjadi hacker. Ini hanya sebuah kemungkinan dan kenyataan yang ada disekitar kita. Adapun sarjana yang menjadi ahli hardware tetap sangat banyak, dan orang awam yang otodidak kemudian jadi programmer pun tidak sedikit.

BELAJAR SOFTWARE
Seperti yang saya katakan diatas bahwa software adalah RUH dari hardware (yang saya bahas khususnya komputer), jadi tanpa adanya software hardware (rakitan komputer) merupakan barang mati yang tidak berfungsi. Software dalam mempelajarinya butuh waktu lama, adanya pendidikan atau otodidak dengan berbagai literatur, dan membutuhkan hardware untuk membuat software nya berjalan. Software yang paling umum dalam komputer adalah Operating System, Office, Open Office, Music tools, Internet Tools, Grafis, Driver dari hardware, Entertainment, Anti Virus dan tools-tools tweaking, serta software khusus untuk masing-masing komputer. Ada software untuk toko, akuntansi, absensi, register (di super dan mini market), CCTV dan lain sebagainya. Mempelajari software lebih banyak menggunakan BRAINWARE dibanding dengan belajar hardware yang bisa diraba dengan panca indra (merupakan barang kasat mata), sedangkan software bukanlah barang yang bisa diraba dengan panca indra secara langsung, dia lebih bisa dilihat kalau sudah dijalankan dan dimasukkan kedalam hardware yang sesuai dengan spesifikasinya. Harga jual software jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hardware. Satu unit komputer Core 2 Duo (rakitan) bisa anda taksir harganya 4-5 jutaan, tetapi belum lengkap dengan ORIGINAL SOFTWARE nya. Sudah bisa berjalan dengan maaf SOFTWARE BAJAKAN, dengan budget 4-5 jutaan tadi, dan ini terjadi dinegeri kita. Tetapi anda bisa lihat di situsnya microsoft bila anda ingin mengetahui sebenarnya berapa harganya Office 2007 yang original ? Yang standar bisa mencapai 3-4 jutaan, yang student sekitar 500 ribuan dan yang Ultimte harganya adalah sekitar 6 jutaan....... anda bisa bayangkan, sekeping CD/DVD dengan harga 6 juta ? Karena ada softwarenya bukan ? Kita tahu harga satu keping CD/DVD adalah sangat-sangat murah bila dibanding CD yang berisi software. Sedangkan hardware yang sudah lengkap saja hanya 5 jutaan, kalah oleh satu keping CD/DVD yang berisi software. Itu baru Office 2007, lalu Corel Draw, AutoCad (autodesk), Adobe Photoshop ? Anda akan bisa melihat "harga sesungguhnya" disitus-situs mereka. Jadi bisa dipahami mengapa masih banyak "pembajakan" di dunia perkomputeran, jawabnya karena harga software memang mahal. Dengan ilustrasi diatas akan sangat wajar mempelajari software (untuk jadi ahli software bukan programmer) saja akan sangat sulit karena beragamnya software yang ada, dari grafis saja kita bisa menyebutkan setidaknya ada lima :Coreldraw, Adobe Freehand, Adobe Photoshop, Autocad, dan Archicad, contoh lain misalnya dari operating system minimal ada tiga, Windows, Linux dan Macintosh. Oleh karenanya untuk belajar software memang membutuhkan "daya kemuauan" yang lebih, aktu yang didedikasikan harus lebih efisien dan biaya jelas lebih mahal, krusus, otodidak dan masuk perguruan tinggi, adalah memang sesuatu yang mahal jalannya lebih sulit daripada yang lebih ekonomis dan ini hukum alam.
Software tidak saja melulu untuk komputer saat ini, telah merambah handphone-handphone serba guna (contoh nama saja :blackberry, nexian), yang mana fasilitasnya bukan saja hanya sebagai telepon dan untuk SMS an, tetapi sudah diberi SOFTWARE yang memungkinkan meng-expand fungsi dari handphone-handphone tersebut, contoh nyata dari "keluwesan" software adalah adanya Opera mini (browser pada komputer adalah opera), Yamee, Java dan lain sebagainya yang intinya bahwa software memang merupakan bagian sangat penting dari sebuah hardware. Dan sayangnya yang belajar menjadi ahli software memang butuh biaya yang lebih besar dari yang belajar hardware. Mengapa ? Karena mempelajari software memerlujan HARDAWRE sebagai sarana untuk mengaplikasikan software-software baru yang sudah dikuasainya. Bila ingin mendapat "pendapatan" yang lebih banyak saya tidak mengada-ada adalah dengan menjadi ahli sofware ataupun menjadi programmer. Syukur-syukur programmer yang menguasai hardware, dan kebanyakan dari programmer adalah tahu seluk-beluk hardware yang akan digunakan oleh software "ciptaannya". Contoh paling nyata adalah Game,..... produsen game "memaksa" produsen hardware untuk mengikutinya, dengan kata lain ahli software harus menguasai spesifikasi hardware, dengan demikian pembuat game (ahlis software) memang memerlukan ahli hardware, lingkupnya masing-masing tetapi keunggulan ahli software, dia bisa belajar cepat tentang hardware. Namu tidak bisa kita menilai mana yang paling istimewa, ahli hardware atau ahli software. Semuanya saling memerlukan dan tidak bisa terpisahkan. Bila anda seorang ahli software bisnis anda di dunia maya (via internet), akan jauh lebih mudah, dan bagi anda yang ahli hardware menjadi teknisi adalah lahan yang sangat baik, tetapi ingat ahli hardware tidak boleh "buta sama sekali" terhadap software, setidaknya kalau kita mau belajar tidak ada kata "terlambat".

Pilihan ini kedua-duanya baik, tinggal faktor pendukung saja yang bisa anda perhitungkan mau menjadi ahli hardware atau ahli software, atau yang lebih afdol adalah menjadi kedua-duanya sekaligus, dan ini memerlukan perjuangan yang tidak mudah.

Semoga bermanfaat, ini merupakan opini yang berdasarkan skala mikro ditempat kerja saya, dan bila anda mempunyai pengalaman yang sama sekali berbeda anda bisa memberi komentar kepada posting ini atau via email saja.... di ranu.jene@gmail.com. Terima kasih.

BONUS DOWNLOAD
1. Hanya link saja bagi anda yang suka dengan filem superboy SmallVille. Ini Linknya.
catatan saja filenya lumayan besar sekitar 350 mb an per episode.

2. Keygen Adobe illustrator CS2. Download sini.

3. Keygen Crak games. Download sini.

2 comments:

  1. menurut saya sih mendingan jadi programmer, duit lebih gede, akan tetapi jangan tinggal di indonesia percuma softwares dibajak melulu. Bagaimana pendapat anda mengenai hacker ?

    ReplyDelete
  2. goblok lu. Ente pikir software lebih gampang? Ane bisa bikin software pake c++, java, javascript, php, delphi, vb6, vb.net,dan assembly. Saking mudahnya blajar pemrograman, ane sampe bosen dan bingung mau blajar apa lagi. Dan ane skrg mau nyoba blajar hardware biar greget, trnyata lbih sulit. Yg dimaksud bljar hardware gk cuma troubleshooting tolol. Itu cuma reparasi hardware doang. Kalo yg dimaksud blajar software adl blajar membuat program. Maka blajar hardware artinya blajar bikin hardware misalnya bikin chip processor sendiri. Kebayang kan sulit mana, ibaratnya sulit bikin software OS kyak windows apa lbih sulit bikin hardware processor ky intel? Jlas sulit processor!

    ReplyDelete

FREE PAID TO CLICK ONLINE

PAID TO CLICK WEBSITE According to Wikipedia ( link ) Paid to click is an online business model that draws online traffic from peopl...